Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated
Menuangkan ide ke dalam tulisan ternyata mudah dan menyenangkan. Apalagi bisa dibaca banyak orang, tentu menjadi suatu kebanggaan. Tapi, tidak jarang tulisan disusun berdasarkan ide orang lain. Kemudian diklaim menjadi ide penulis.
Ani menyadari bahwa tidak semua civitas akademika sadar akan pentingnya menulis. Karena itulah, seminar Academic Writing bertajuk 'Strategi Menyusun Karya Ilmiah tanpa Plagiasi' di Universitas Widyagama, Malang, Jawa Timur ini diadakan pada hari ini untuk menularkan semangat menulis pada dosen dan mahasiswa agar mampu berkarya dalam bentuk tulisan ilmiah.
“Menyampaikan gagasan lewat lisan, dibatasi oleh ruang dan waktu. Hanya segelintir orang yang bisa mendengarnya. Tetapi lewat tulisan, kita bisa dikenal banyak orang. Boleh secara fisik tidak berpindah dari rumah dan kantor tapi ide dan gagasan bisa dibaca oleh orang lain, yang mungkin belum tentu kita mengenalnya," tutur Ani.
Ana Sopanah yang turut mendampingi narasumber mengatakan, banyaknya kasus plagiasi yang dilakukan akademisi dan tokoh publik jelas melanggar Undang Undang Hak Kekayaan Intelektual (UU HKI).
Menurut Ana, kode etik kekayaan intelektual tidak hanya berlaku pada tulisan. Namun juga berlaku pada semua karya Cipta, seperti musik, video, dan lainnya. Dan kita ternyata tanpa sadar sering menikmati karya-karya itu dengan cara pembajakan. Misalnya, mendengarkan musik yang didapat dengan mengunduh melalui internet.
Untuk menghindari plagiasi, Ani memberikan tipsnya, yakni dengan cara Quote, Parafrase, dan Summary. Ani pun juga memberikan tips menulis. Bahwa, kata Ani, menulis itu harus ada perencanaan. Selanjutnya diungkapkan dengan bahasa yang mudah dipahami. Bahkan jika perlu dibaca sendiri keras-keras.
"Dari situ kita akan menemukan beberapa konten yang harus diedit atau direvisi. Dan, terkahir peer review," ucap Ani.
Diketahui, seminar itu diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HMJ-A) Universitas Widyagama Malang dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Anggota Muda.(Suara.com)
Ani menyadari bahwa tidak semua civitas akademika sadar akan pentingnya menulis. Karena itulah, seminar Academic Writing bertajuk 'Strategi Menyusun Karya Ilmiah tanpa Plagiasi' di Universitas Widyagama, Malang, Jawa Timur ini diadakan pada hari ini untuk menularkan semangat menulis pada dosen dan mahasiswa agar mampu berkarya dalam bentuk tulisan ilmiah.
"Mencatut ide tanpa disebutkan sumbernya adalah plagiasi," kata Ani Wilujeng Suryani dalam keterangan resmi, Sabtu (2/4/2016).Ani menegaskan, orisinalitas ide-ide dalam tulisan mutlak diperlukan. Pasalnya, banyak kasus karya seseorang yang telah dipublikasi ternyata terdapat plagiasi. Bahkan terjadi pada akademisi yang sudah bergelar profesor, doktor.
Inilah Trik Menghindari Plagiasi Tulisan |
“Menyampaikan gagasan lewat lisan, dibatasi oleh ruang dan waktu. Hanya segelintir orang yang bisa mendengarnya. Tetapi lewat tulisan, kita bisa dikenal banyak orang. Boleh secara fisik tidak berpindah dari rumah dan kantor tapi ide dan gagasan bisa dibaca oleh orang lain, yang mungkin belum tentu kita mengenalnya," tutur Ani.
Ana Sopanah yang turut mendampingi narasumber mengatakan, banyaknya kasus plagiasi yang dilakukan akademisi dan tokoh publik jelas melanggar Undang Undang Hak Kekayaan Intelektual (UU HKI).
Menurut Ana, kode etik kekayaan intelektual tidak hanya berlaku pada tulisan. Namun juga berlaku pada semua karya Cipta, seperti musik, video, dan lainnya. Dan kita ternyata tanpa sadar sering menikmati karya-karya itu dengan cara pembajakan. Misalnya, mendengarkan musik yang didapat dengan mengunduh melalui internet.
Untuk menghindari plagiasi, Ani memberikan tipsnya, yakni dengan cara Quote, Parafrase, dan Summary. Ani pun juga memberikan tips menulis. Bahwa, kata Ani, menulis itu harus ada perencanaan. Selanjutnya diungkapkan dengan bahasa yang mudah dipahami. Bahkan jika perlu dibaca sendiri keras-keras.
"Dari situ kita akan menemukan beberapa konten yang harus diedit atau direvisi. Dan, terkahir peer review," ucap Ani.
Diketahui, seminar itu diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HMJ-A) Universitas Widyagama Malang dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Anggota Muda.(Suara.com)